Pipit

Minggu, 15 Desember 2013

Dunia harus Buka Mata atas Penderitaan dan Kepunahan Etnis di Bumi Cendrawasih

PANIAI, SUARA WIYAIMANA: di Nyiur Melambai. Hari Senin, Tgl (09/12/2013) kepada, Suarawiyaimana.blogspot.com.  Penulis mengatakan bahwa, saya merasa simpati terhadap rakyat yang  sedang mengalami penderitaan saat ini, sehingga perlunya dunia harus buka mata, ujarnya.


Dia mengatakan “ Dunia sudah keadaan darurat,” dimana-nama terus-menerus berduka atas kematian yang berdampak pada suatu etnis. Kemudian kematian atau pemusnahan etnis juga terjadi karena keegogisan dari penguasa dunia. Bahkan pula, diapun merasa kekhawatirannya; atas kematian umat Tuhan tanpa berdosa ini. Menurutnya, setiap saat umat Tuhan yang berada di Negeri ini,  sudah menuju pada kepunahan etnis, jelasnya’. Oleh karenanya, belahan dunia perlu melihat dan intervensi atas ketidakadilan yang  terjadi di Negeri ini sebagai mediator.
Dia kembali menegaskan bahwa, konflik yang terjadi di Negeri ini, tidak sama dengan konflik yang terjadi di negeri – negara lain. Karena menurutnya, konflik di Tanah air adalah masalah rekayasa politik . Dan orang-orang  yang dianggap penghuni atau pribumi  juga selalu dipandang primitif.  Kekayaan Alam “Natural resources” mereka dieksploitasi oleh United State and Indonesia Government. Kalau kita sebagai manusia yang mulia terhadap sesama ada perasaan atas perampasan dan  pengambilan hak milik orang lain secara ilegal itu, tandasnya;

“Dia menyikapai permasalahan situasi seperti saat ini, sangat sulit menemukan akar bersoalannya sehingga dikatakan persoalan itu, sebagai  momentum bagi masyarat yang hendak memisahkan diri dari kolonialisme. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, Siapakah yang akan menyikapi dan bertanggung jawab atas semua koflik ini?. Apakah pemimpin agama yang bisa memberikan suatu pencerahan disertai dengan kebenaran. Agar konflik itu, dapat diselesaikan secara radikal tanpa mengabaikan pelanggaran Hak asasi manusia (HAM). 

Penulis hanya menyarankan sebagai seruan perasaan bahwa, pihak yang menindas juga tidak selamanya, diperlakukan diskriminasi, dan pembantian terhadap komunitas yang dianggap pribumi itu. Sebab merekapun hidup dalam sona yang damai dan umat  yang diciptakan oleh  Tuhan senantiasa diperdamaikan atas segala kejahatan itu. Apakah peristiwa atau kejadian yang terjadi ini, bersifat sesaat atau kah memang terbudaya pada etnis itu sendiri? . Dunia seharusnya, perlu merekonsiliasi atas ketidakadilan ini, sehingga terciptanya kedamaian dan ketenteraman menantikan kedatangan penentuan nasib sendiri, jelasnya;

Untuk itu, mereka yang selalu menegakkan keadilan demi kemanusiaan tentu akan melakukan perlawanan hingga terciptanya " Kebebasan" para etnis itu sendiri sampai penentuan nasib sendiri.  Setiap manusia harus bebas untuk selama-lamaya “Merdeka”.

Oleh : [ MS / Awimee G ]

Kemanusia dan Ketentraman di Bumi Cendrawasih



Tidak ada komentar:

Posting Komentar