Pipit

Kamis, 03 Januari 2013

PBB Tarik Pasukan dari Timor Leste

Setelah 13 tahun bertugas, pasukan perdamaian PBB ditarik dari Timor Leste. Diprediksi Timor Leste masih akan bergantung pada bantuan negara lain."


Mona Sihombing / VHRmedia                                                           Kamis, 3 Januari 2013


VHRmedia, Dili – Persatuan Bangsa-Bangsa pada Senin (31/12) secara resmi mengakhiri misi menjaga perdamaian di Timor Leste yang telah berlangsung 13 tahun. Penarikan pasukan terakhir PBB dianggap sebagai momen simbolik bagi kedewasaan Timor Leste.
Sekitar 1.500 tentara ditempatkan di Timor Leste untuk memberikan bantuan keamanan langsung. Pasukan itu masuk Timor Leste pada tahun 1999, ketika wilayah itu sedang dalam konflik yang diperkirakan menewaskan 183.000 orang. PBB juga yang mengorganisasi referendum yang membawa Timor Leste merdeka dari Indonesia pada 2002.
“Timor Leste kini telah mencapai tahap perkembangan, baik secara politis maupun pembangunan. Negara ini kini mampu berdiri sendiri,” kata Finn Reske-Nielsen, Ketua Misi Terintegrasi PBB di Timor Leste, dikutip situs aljazeera.com.
Pemimpin Timor Leste mengekspresikan kegembiraan akan berakhirnya misi tersebut, walau negara itu masih menghadapi tantangan kemiskinan dan kurang pembangunan. “Pada akhirnya kami harus mengucapkan perpisahan dengan PBB. Apresiasi tinggi atas apa yang telah mereka lakukan,” kata Wakil Perdana Menteri Fernando La Sama de Araujo, dikutip situs dw.de.
Indeks Pembangunan Manusia yang diterbitkan PBB menempatkan Timor Leste pada peringkat 147 dari 187 negara. Fernando menyatakan Timor Leste akan fokus memperbaiki sekolah, rumah sakit, dan sumber daya manusia di sektor publik. Dia juga mengekspresikan optimismenya mampu mengatasi tantangan-tantangan negara itu dalam sepuluh tahun ke depan.
Presiden Taur Matan Ruak, dalam pidato Tahun Baru, menyambut akhir misi PBB dan memuji perdamaian dan stabilitas yang kini dinikmati negara berpenduduk sekitar sejuta orang tersebut.
Tetapi misi PBB di Timor Leste tidak selalu dinilai positif. Misi itu terkadang tidak dipimpin dengan baik dan dipenuhi ekspatriat bergaji tinggi. Konflik yang terjadi antara pasukan militer dan kepolisian pada tahun 2006 juga mengungkap cela misi itu.
Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) pimpinan Australia juga ditempatkan di sana pada 2006 walau Timor Leste sedang dilanda kekerasan yang memaksa ribuan rakyat meninggalkan rumah. Misi ISF selesai sekitar sebulan lalu.
Sebagai salah satu negara termiskin di Asia, Timor Leste diduga akan bergantung pada bantuan negara lain untuk beberapa tahun. Keberadaan pasukan internasional selama 13 tahun juga memberikan efek negatif terhadap ekonomi negara itu. (E4)


Sumber : http://www.vhrmedia.com/new/berita_detail.php?id=762&r=117&kat=114&PageNo=


Tidak ada komentar:

Posting Komentar